Postingan

Nanga Mbaur Kolaboratif; Meretas Kebencian Menuju Pesaudaraan & Persatuan❗

Gambar
Oleh Sulatin Menyongsong Nanga Mbaur dimasa yang akan datang kita perlu membangun rasa persaudaraan dan persatuan. Konsep kolaboratif sebagai satu-satunya jalan untuk mewujudkannya. Selama ini kita semua menyadari bahwa pilkades  menjadi perwujudan politik kebencian dan arena untuk mempertahankan ego kelompok dengan menghalalkan segala cara (paling banter; politik uang & fitnah). Alih-alih, pilkades menjadi ajang konsolidasi bersama dalam menentukan arah pembangunan Nanga Mbaur kedepan. Menyadari ada politik kebencian disetiap perhelatan demokrasi semacam itu membuat kita harus berani keluar dari perspektif sempit untuk melihat prospek Nanga Mbaur kedepan.  Pembelahan sosial, keakraban bermasyarakat yang telah dingin dan jarang adalah contoh buruk yang ditinggalkan dari proses pilkades yang sarat dengan politik kebencian dan hanya bertujuan untuk memperoleh kekuasaan semata. Tulisan ini bermaksud untuk mengingatkan kita semua, seluruh warga Nanga Mbaur, terkhus...

Selamat Tahun Baru Hijriah 1444; Hijrah adalah laku seorang pejalan

Gambar
Selamat Tahun Baru Hijriah 1444; Hijrah adalah laku seorang pejalan Oleh Sulatin Dajumade 1/ Malam itu situasi genting Nabi Muhammad menyuruh Ali bin Abi Thalib Menggantikan beliau untuk tidur ditempat tidurnya Tanpa bertanya, apalagi menolak Ali bin Abi Thalib mau menggantikan Ali "sami'na wa 'atahna" Inilah laku pecinta Setiap perintah dilaksanakan  Tanpa menuntut penjelasan 2/ Sementara diluar rumah Tiga kompi pasukan Quraisy Siaga satu menangkap Nabi Muhammad Air mata jatuh dipipi Nabi Bukan air mata ketakutan seorang pengecut Akan tetapi Air mata kesedihan Makkah, kota kelahirannya Ia tumbuh dan dewasa Harus ia tinggalkan Hijrah Demi menunaikan perintah Allah SWT 3/ Tepat di sebuh teduh Nabi bersama Abu Bakar keluar Melewati tiga lapis pasukan  Tanpa terdeteksi Lolos dari pengepungan 4/ Nabi hijrah Adalah laku pejalan  Menguji yakin Sebagai manusia berikhtiar Allah melalui Jibril  Memberi perisai perlindungan tingkat tinggi Nabi merapal penuh khidmat...

Firaun Masa Kini & Posisi Kita?

Gambar
Firaun Masa Kini & Posisi Kita? Oleh Sulatin Dajumade Pernah terjadi di zaman  b  . Di zaman para nabi. Penguasa kerja sama dengan penyihir melanggengkan kekuasaannya. Sebut saja, zamannya nabi Musa melawan penguasa mesir bernama Firaun. Firaun merasa tidak cukup dengan mengandalkan bala tentaranya, para penyihirnya pun direkrut kedalam istana untuk memperkokoh kekuasaanya (status quo). Kekuasaan yang dipertahankan dengan segala cara bahkan menghalalkan segala cara adalah tidak baik. Apa lagi, merasa diri menjadi TUHAN seperti yang dialami oleh Firaun laknatullah. Sejarah kelam tentang kezaliman Firaun dan perlawanan nabi Musa AS sudah jamak kita ketahui. Saya sendiri mengingat sejarah tentang Firaun seperti mengingat masa kecil lagi. Masa menjadi anak sekolah dasar yang disetiap malamnya menjelang tidur selalu mendengar dongeng atau cerita (nengon) pengantar tidur yang diceritakan Ayah. Kebanyakan tema dongeng yang diceritakan adalah kisah 25 Rasul dan Nabi. S...

Menakar Kejantanan UJE; Polemik Watu Pajung.

Gambar
Menakar Kejantanan UJE; Polemik Watu Pajung Oleh Sulatin Dajumade Watu Pajung merupakan salah satu tempat wisata yang terletak diujung timur Desa Nanga Mbaur. Berbatasan dengan wilayah Desa Nampar Sepang. Keindahan Watu Pajung memang menarik perhatian masyarakat yang ingin rekreasi di waktu luang atau liburan. Pantai watu pajung akan menyuguhkan panorama alam yang memuaskan hati pengunjungnya.  Sebelum tren wisata menjadi wacana dan program pemerintah watu pajung telah menjadi destinasi andalan bagi masyarakat pesisir sambi rampas. Hampir bisa dipastikan disetiap tahun tepatnya setelah perayaan idul fitri dan idul adha masyarakat berbondong-bondong ke watu pajung. Ada yang membawa bekal makanan sendiri dengan tujuan makan siang bersama di watu pajung. Ada pula yang sebentar singgah hanya untuk foto-foto di Watu Pajung. Dibalik menggeliatnya antusias kunjungan masyarakat ke watu pajung, pemerintah melihat ada peluang pariwisata, alih-alih memajukan pariwisata watu pajung...

Membaca Ali Sya’riati: Kita Perlu Berbicara!

Gambar
Membaca Ali Sya’riati: Kita Perlu Berbicara! Oleh Pena Pejalan Ada dua tokoh yang saya tahu dibalik pecahnya revolusi Iran, yaitu; Ayatullah Khomeini dan Ali Syari’ati. Namun, kali ini saya hanya membahas tokoh Ali Syari’ati dengan merujuk pada salah satu bukunya yang berjudul “Paradigma Kaum Tertindas; Sebuah Kajian Sosiologi Islam”. Gagasan-gagasan besar Ali Syari’ati seputar tentang perjuangan islam melawan segala bentuk tirani patut kita renungkan akhir-akhir ini, tentunya dalam konteks keindonesiaan dan kedaerahan. Diantara gagasan besar yang dikemukan oleh Ali Syari’ati adalah tentang pentingnya berbicara yang berbasis keilmuan sebelum bertindak, melakukan aksi. Seperti yang tertulis didalam buku Paradigma Kaum Tertindas;  “yang kita lakukan selama ini hanya mengeluh dan meratap, dan saya sependapat kalau kita harus membahas penderitaan kita, tetapi juga secara ‘ilmiah’. Ajaran yang kita yakini haruslah menjadi landasan kerja, kegiatan dan pemikiran kita”.  (...

Puisi Kemerdekaan Tanda Tanya (?)

Gambar
Kemerdekaan Tanda Tanya (?) -Sulatin 76 tahun lamanya kita mempringati kemerdekaan. Semoga bukan sekedar tumpangan pada ingatan, tidak pula sekedar seremonial belaka tanpa penghayatan.   Diusia kemerdekaan yg sudah tak lagi muda,  Ada sekelumit tanda tanya yang mengemuka, Sudahkah kita menjadi negara bangsa yang merdeka?  Sementara masih banyak kita saksikan didepan mata kita orang kecil ditindas penguasa. Sudahkah kita menjadi negara bangsa yang bersatu? Berbeda dalam pandangan saja kita saling berseteru. Sudahkah kita menjadi negara bangsa yang berdaulat? Bumi, tanah, air, udara & kekayaan alam lainnya telah dijual & menjadi milik asing & aseng, laknat! Lalu, Sudahkah kita menjadi negara bangsa yang adil & makmur? Ahahahah, adil hanyalah mimpi disiang bolong. Makmur pun hanya dirasakan oleh segelintir orang yang ngabdi pada kekuasaan. Lantas, apa pentingnya peringatan merdeka bagi kita sekarang ini? Dulu, Bung Karno-Hatta pernah bersatu berju...

Tentang Malam Ini

Gambar
Tentang Malam Ini Oleh Pena Pejalan Selalu ada rindu yang bergelayut saat anjangsana mulai lapuk, ayumu masih jauh dari pelupuk. Tetap bergerak, jangan mikir yg muluk-muluk, usah terhanyut-larut dalam delusi paliatif yg membuat hatimu makin terpuruk. Lanjutku. . . Seduh kopi tubruk. Lalu, seruputlah sampai pada ketenangan, hati tak lagi  merajuk. Karena pada etape puncak-terdalam kopimu ada imajinasi tentang kita yg suatu waktu mesrah dalam peluk.  Dan bersabarlah. . . Meski setiap risalah rindu tak sampai mengetuk, tetaplah bahagia pada kedamaian hati yg telah direngkuh laik seorang Pesuluk. Mendekap kasih yang sejatih semalam suntuk. #BukanTipe21:00 #MariNgopi